Pendakian ke gunung Sumbing ini merupakan salah satu dari rangkaian ekspedisi TRIPLE-S, yang mana sebelumnya kami (Saya, Febri dan Andhi) sudah berhasil sampai di puncak
gunung Slamet pada 25 Januari 2014. Dikarenakan Andhi ada keperluan maka dia pulang duluan sedangkan yang melanjutkan ke gunung Sumbing ini hanya saya dan Febri.
Sepulang dari Gunung Slamet kami menuju Terminal Purbalingga untuk mencari bus jurusan Semarang. Namun tujuan kami adalah suatu tempat di Kabpaten Wonosobo yang bernama Garung,tempat dimana basecamp Sumbing berada. Saya agak lupa pukul berapa bis mulai berangkat, namun kami sampai di basecamp sekitar pukul 23.30. Di basecamp ternyata sudah ramai pendaki dari mapala bernama Wakanipa berjumlah sekitar 25 orang yang akan melakukan pendakian wajib. Setelah bertanya2 mencari informasi tentang rute dsb akhirnya kami tidur untuk mempersiapkan esok hari.
26 Januari
|
Gunung sumbing tampak dari Basecamp |
Sebenarnya hari ini saya bisa bangun pagi, namun karena masih merasa lelah dari Gunung Slamet maka saya putuskan untuk tidak tergesa2 mempersiapkan diri untuk nanjak.Saya istirahat sebentar sambil memijit - mijit kaki yang masih merasa sangat pegal. Setelah agak siangan kami keluar basecamp menuju pasar Garung untuk membeli sarapan dan membeli logistik tambahan. Setelah itu packing, registrasi lalu bersiap menghadapi petualangan hari ini.Kami akan melewati jalur baru karena berdasar info yang kami dapat,disepanjang rute pendakian gunung Sumbing, air hanya ada di jalur baru, tepatnya di dekat pos 1. Pukul 09.00 kami berangkat dari basecamp. Mula2 kami melewati perumahan warga dengan jalan makadam. Selanjutnya melewati perkebunan warga yang cukup panjang dan panas karena jarang ada pepohonan. Trek ini berupa jalan makadam yang cukup menanjak. Kami sampai di pos 1 pukul 11.00, tapi sebelum pos 1 ada aliran sungai kecil yang bisa diambil airnya.
|
Pos 1 |
|
Setelah pos 1 trek semakin menanjak dan sulit. Kebanyakan jalannya seperti bekas aliran air. Jadi medan yang dilalui disini cukup licin dan dipenuhi bebatuan. Dengan sisa-sisa tenaga kemaren kami menapaki jalan bebatuan ini selangkah demi selangkah. Dan akhirnya kami sampai di pos 2 pukul 12.15. Disana kami bertemu anak2 Wakanipa yang tadi berangkat sekitar jm 7 mendahului kami. Mereka mengatakan kalau trek setelah ini yaitu jalan menuju Pos Pestan tambah menggila. Pos Pestan adalah tempat yang kami rencanakan untuk ngecamp hari ini.
Akhirnya kami melanjutkan perjalanan dari Pos Pestan, dan ternyata benar saja, trek menuju pestan sangat menanjak. Ditambah ada beberapa bagian jalan yang licin karena merupakan bekas aliran air.
|
Trek menuju pestan |
Perjalanan ini sangat sangat menguras tenaga kami sehingga kami harus sering beristirahat untuk melepas lelah. Menurut saya ini merupakan trek terberat dibanding trek gunung Slamet maupun Sindoro. Namun perjuangan kami tidak sia-sia, sesampainya di Pestan kami bisa memperoleh view Gunung Sindoro yang tampak berdiri sangat gagah di hadapan kami. Sayangnya hari itu cuaca sedang berawan, jadi tidak bisa terlihat penuh.
Bisa dikatakan Pestan merupakan tempat yang terbuka, minim perlindungan dan menurut saya di bagian-bagian tertentu kurang ideal untuk mendirikan tenda.Namun kami tetap memutuskan untuk mendirikan tenda disini karena mengikuti rencana awal dan kondisi badan yang sudah lelah. Setelah mengamati kondisi sekitar,kami menemukan tempat yang akan kami gunakan untuk mendirikan tenda.Di malam harinya turun hujan dan bertiup angin kencang. Saya merasa agak khawatir dengan kondisi tenda yang diterjang angin sepanjang malam,tapi syukurnya sampai pagi kami tidak mendapat masalah yang berarti.
27 Januari
|
Menuju Watu Kotak |
Sebuah malam yang mencemaskan berhasil kami lalui dan pagi ini kami bersiap untuk summit attack. Pukul 7 tepat kami berangkat dari Pestan. Track pertama adalah Pasar Watu. Track ini lumayan menanjak dan sesuai namanya trek ini dipenuhi oleh bebatuan. Jika sudah sampai di ujung Pasar Watu saya sarankan teman2 mengambil jalan ke kiri,jalan yang turun dan memutar, karena jalan yang terus merupakan tebing batu yang sangat berbahaya jika dilalui tanpa pengaman yang memadai.
Setelah jalan turun kita akan menghadapi jalan yang lebih menanjak dari sebelumnya. setelah tanjakan itu barulah kita sampai di pos Watu Kotak. Disebut Watu kotak karena disini ada batu yang sangat besar yang sekilas bentuknya persegi panjang dan berdiri menjulang mungkin tingginya sekitar 10 atau 15 meter. Tempat ini juga biasa untuk mendirikan tenda,namun tempat ini tidak terlalu luas, jadi hati2 tidak kebagian tempat kalau berencana ngecamp disini. Kami tiba di Watu Kotak pukul 08.30.
|
Watu Kotak |
Setelah Watu Kotak kita akan melintasi tanjakan berbatu seperti Pasar Watu. Setelah 30 menit kita akan memasuki tempat bernama Tanah Putih,suatu tempat yang banya ditumbuhi oleh bunga Edelweis.
Dan kemudian sampailah kami di Puncak Buntu pukul 09.30. Sebagai info saja bahwa Gunung Sumbing mempunyai 2 buah puncak yaitu Puncak Buntu dan Puncak Kawah. Puncak tertinggi adalah Puncak Buntu sedangkan kalau mau ke puncak Kawah bisa melewati jalan turun dai dekat Puncak Buntu.Namun sebenarnya Puncak Kawah bisa terlihat Dengan Jelas dari Puncak Buntu dan sayapun tidak tahu pasti apakah Puncak Kawah itu aman atau tidak untuk dikunjungi, maka dari itu saya pun tidak pergi ke Puncak Kawah.
|
Puncak Buntu |
|
Puncak Kawah |
Pemandangan dari puncak Sumbing sangatlah keren. Daya tarik utamanya adalah kita bisa menyaksikan Gunung Sindoro yang sesekali terselimuti awan dari atas sini. Sehingga kami menghabiskan waktu yang cukup lama untuk menikmati pemandangan sambil foto -foto.
Kami turun Pukul 10.30 dari puncak dan sampai Pestan pukul 11.55. Sesampai di Pestan Kami istirahat sebentar sambil masak lalu packing persiapan turun. Berbeda dengan saat naik kami lewat jalur Baru, sekarang kami akan lewat jalur Lama untuk turun, biar kami bisa tau perbandingan medan ke 2 rute tersebut.
Akhirnya kami turun dari Pestan pukul 13.40 via jalur Lama. Menurut saya jalur Lama ini sedikit lebih mudah dibanding jalur Baru, karena hampir sepanjang jalur dibuat berundak -undak seperti tangga,jadi tidak terlalu licin dan memudahkan kita untuk melangkah. Kami sampai di basecamp pukul 16.30.
Setelah ini kami akan mempersiapkan diri lagi untuk mendaki Gunung terakhir dalam rangkaian ekspedisi kami di TRIPLE-S yaitu
Gunung Sindoro.
Rincian biaya:
Purbalingga - Garung by bus : 30.000/orang
Tiket mendaki Gunung Sumbing : 3.000/orang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar