Rabu, 05 Maret 2014

Catatan Perjalanan Gunung Sindoro (3153 Mdpl) via Kledung 28-29 Januari 2014

Pendakian di Gunung Sindoro ini merupakan Gunung terakhir dari ekspedisi TRIPLE-S kami, setalah kami berhasil sampai di puncak Gunung Slamet dan Gunung Sumbing pada 25 dan 27 Januari. Jarak antara basecamp Sumbing dan Sindoro tidak terlalu jauh,hanya sekitar 1,5-2 km, Jadi cukup ditempuh dengan jalan kaki. Basecamp Sindoro ini ada di Kabupaten Temanggung tepatnya Desa Kledung. Di Gunung Sindoro tidak ada mata air, jadi jika mau naik, teman - teman harus membawa persediaan air yang cukup.

 28 Januari

Seperti kemaren, setelah bangun pagi kami masih bermalas - malasan karena badan masi merasa pegal - pegal. Ini adalah perjalanan terakhir, jadi kami harus bisa mempersiapkan diri sebaik mungkin dengan sisa - sisa tenaga yang ada. Sekedar info bagi teman - teman, bahwa untuk menuju pos 1 atau pos 1 menuju basecamp bisa ditempuh dengan menyewa ojek atau jika rombongan bisa menyewa pick up. Namun kami memutuskan untuk naik ojek saat turun dari pos 1 menuju basecamp.
Pos 2
Setelah sarapan,mengurus administrasi dan packing kami berangkat pukul 09.00. Medan pertama adalah perumahan penduduk dengan jalan makadam yang masih landai. Setelah itu berganti dengan perkebunan penduduk yang jalannya juga masih makadam. Setelah berjalan 45 menit kami sampai di pos 1,tepatnya di penghabisan jalan makadam di tikungan kiri jalan. Karena di pos tersebut tidak ada tulisan yang menyatakan tempat itu merupakan pos 1 dan kamipun tidak tau kalau itu pos 1, maka kami langsung saja meneruskan perjalanan tanpa beristirahat terlebih dahulu.
Medan setelah ini adalah hutan cemara dengan jalan setapak yang terlihat jelas. Lalu memasuki hutan yang lebih lebat namun dengan trek yang belum begitu menanjak. Sebelum sampai pos 2 teman2 akan melewati jembatan kecil dari kayu lalu melewati jalan yang agak menurun seperti memutar. Kami sampai di pos 2 pukul 10.50. Di pos ini terdapat sebuah gubug tanpa dinding yang bisa dipakai berteduh kalau hujan. Cukup lama kami melepas lelah disini sambil menyantap tahu dan pisang goreng yang kami beli di bawah.
Pos 3
Pukul 11.30 kami melanjutkan perjalanan. Kali ini treknya cukup menanjak bahkan ada beberapa bagian yang menanjak tajam. Jalannya juga berbatu apalagi saat itu sedang turun hujan, jadi jalan semakin licin. Akhirnya setelah satu jam berjuang kami sampai di pos 3 pukul 12.33. Lega sekali rasanya sudah sampai di pos 3 untuk segera bisa mendirikan tenda dan beristirahat.  Kebanyakan para pendaki mendirikan tenda di sini, karena pos 3 ini cukup luas,bahkan menurut perkiraan saya cukup untuk dipakai mendirikan 6-7 tenda. Namun jika teman teman mau ngecamp di atas lagi, ada tempat disekitar hutan lamtoro juga bisa untuk mendirikan tenda,tapi hanya cukup untuk 1 tenda saja dan tersebar di beberapa tempat. Saat di basecamp kami diberi penjelasan oleh petugas bahwa semua tempat di Gunung Sindoro boleh mendirikan tenda asal tidak di Pos 4 karena itu merupakan daerah punggungan yang rawan diterjang angin kencang dan di daerah puncak,mungkin karena aroma belerang yang sangat kuat.
 Hari ini acara kami hanyalah makan, ngeteh, tidur siang, ngemil,makan malam,ngopi sambil ngobrol dengan pendaki lain lalu tidur untuk persiapan summit attack besok. Kami harus bisa menghimpun tenaga yang banyak karena pos 3 ini masih setengah perjalanan menuju summit.

Pos 3 pagi hari

 29 Januari

 Bangun pagi langsung masak sambil menyeduh energen lalu packing. WARNING: "Jangan sampai meninggalkan barang di pos 3 ini, karena rawan maling. Banyak kejadian hilangnya barang - barang jika meninggalkan barang di pos ini, kecuali barang atau tenda kalian ada yang menjaga. Dan juga jangan langsung percaya untuk menitipkan barang atau tenda pada pendaki lain yang baru kalian kenal."
arbei
Setelah semuanya siap, dan kulkas sudah menempel di punggung kami, kami langsung berangkat pukul 07.25. Trek selepas pos 3 ini sangat menanjak dan dipenuhi bebatuan. Harus berhati - hati saat melangkah karena banyak batuan yang tidak setabil dan mudah ambrol.
Saat memasuki hutan lamtoro, teman - teman akan banyak menjumpai buah arbei (atau murbei saya agak lupa, atau malah kedua-duanya ada) yang jika sudah matang bisa dimakan sebagai sumber vitamin C dan sekedar penyegar tenggorokan.
Puncak



Setelah hutan lamtoro kita akan memasuki kawasan Watu Tatah lalu hutan lamtoro lagi lalu padang Edelweiss. Padang Edelweis di Sindoro ini diklaim sebagai yang terluas di Indonesia. Setelah padang edelweiss kami memasuki kawasan puncak sekitar pukul 10.30. Saat pertama sampai di ujung jalan ini, kami menemui pertigaan. Bila kita mengambil arah kiri dan terus mengikuti jalan maka kita akan muncul dari pertigaan tsb sebelah kanan dan sebaliknya, karena ternyata jalan tersebut hanya memutari kawah Gunung Sindoro. Kami tidak tahu persis dimana puncak tertingginya karena memang tidak ada tugu yang menandai puncak seperti kebanyakan gunung lainnya. Tapi kami menganggap sudah sampai di puncak karena sudah mengitari kawah tsb. Saat itu Puncak Sindoro sedang diselimuti kabut tebal, jadi tidak terlihat pemandangan sekitar,selain itu juga ada aroma belerang yang sangat kuat yang menyebabkan kami untuk segera turun dari puncak.
Saat turun kami menyempatkan diri untuk foto2 sambil memakan makanan ringan yang kami bawa.
Sumbing dari atas Sindoro
Setelah cukup berfoto - foto kami melanjutkan perjalanan turun dan sampai di pos 3 pukul 12.30. Istirahat sebentar dan melanjutkan perjalanan lagi agar tidak terlalu sore sampai di basecamp. Seperti rencana di awal bahwa kami akan naik ojek saat di pos 1, jadi sebelum sampai pos 1 kami menelpon bapak tukang ojek untuk segera menjemput kami. Dan benar saja, tepat sebelum pos 1 kami sudah kedatangan 2 tukang ojek yang siap mengangkut kami menuju basecamp. Pukul 14.25 kami sampai dengan selamat di basecamp yang menandai selesai dan suksesnya ekspedisi TRIPLE-S kami yang dimulai tanggal 23 sampai 29 Januari 2014. Syukur Alhamdulilah kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melindungi dan menuntun kami sehingga kami bisa berangkat dan pulang dengan selamat sesuai dengan tujuan kami.
Info & Rincian Biaya :
Biaya administrasi Gunung Sindoro : 3.000/orang
Basecamp menuju Pos 1 by ojek motor : 15.000/orang
Basecamp menuju Pos 1 by pick up : 50.000/sekali jalan (berdasar info dari pendaki lain)
Pos 1 menuju Basecamp by ojek motor : 10.000/orang
Kledung - Semarang by bus : 22.000/orang (agak lupa bener apa nggak)










Senin, 03 Maret 2014

Catatan Perjalanan Gunung Sumbing (3371 Mdpl) via Garung 26-27 Januari 2014

Pendakian ke gunung Sumbing ini merupakan salah satu dari rangkaian ekspedisi TRIPLE-S, yang mana sebelumnya kami (Saya, Febri dan Andhi) sudah berhasil sampai di puncak gunung Slamet pada 25 Januari 2014. Dikarenakan Andhi ada keperluan maka dia pulang duluan sedangkan yang melanjutkan ke gunung Sumbing ini hanya saya dan Febri.
Sepulang dari Gunung Slamet kami menuju Terminal Purbalingga untuk mencari bus jurusan Semarang. Namun tujuan kami adalah suatu tempat di Kabpaten Wonosobo yang bernama Garung,tempat dimana basecamp Sumbing berada. Saya agak lupa pukul berapa bis mulai berangkat, namun kami sampai di basecamp sekitar pukul 23.30. Di basecamp ternyata sudah ramai pendaki dari mapala bernama Wakanipa berjumlah sekitar 25 orang yang akan melakukan pendakian wajib. Setelah bertanya2 mencari informasi tentang rute dsb akhirnya kami tidur untuk mempersiapkan esok hari.

26 Januari

Gunung sumbing tampak dari Basecamp
Sebenarnya hari ini saya bisa bangun pagi, namun karena masih merasa lelah dari Gunung Slamet maka saya putuskan untuk tidak tergesa2 mempersiapkan diri untuk nanjak.Saya istirahat sebentar sambil memijit - mijit kaki yang masih merasa sangat pegal. Setelah agak siangan kami keluar basecamp menuju pasar Garung untuk membeli sarapan dan membeli logistik tambahan. Setelah itu packing, registrasi lalu bersiap menghadapi petualangan hari ini.Kami akan melewati jalur baru karena berdasar info yang kami dapat,disepanjang rute pendakian gunung Sumbing, air hanya ada di jalur baru, tepatnya di dekat pos 1. Pukul 09.00 kami berangkat dari basecamp. Mula2 kami melewati perumahan warga dengan jalan makadam. Selanjutnya melewati perkebunan warga  yang cukup panjang dan panas karena jarang ada pepohonan. Trek ini berupa jalan makadam yang cukup menanjak. Kami sampai di pos 1 pukul 11.00, tapi sebelum pos 1 ada aliran sungai kecil yang bisa diambil airnya.
Pos 1
Setelah pos 1 trek semakin menanjak dan sulit. Kebanyakan jalannya seperti bekas aliran air. Jadi medan yang dilalui disini cukup licin dan dipenuhi bebatuan. Dengan sisa-sisa tenaga kemaren kami menapaki jalan bebatuan ini selangkah demi selangkah. Dan akhirnya kami sampai di pos 2 pukul 12.15. Disana kami bertemu anak2 Wakanipa yang tadi berangkat sekitar jm 7  mendahului kami. Mereka mengatakan kalau trek setelah ini yaitu jalan menuju Pos Pestan tambah menggila. Pos Pestan adalah tempat yang kami rencanakan untuk ngecamp hari ini.
Akhirnya kami melanjutkan perjalanan dari Pos Pestan, dan ternyata benar saja, trek menuju pestan sangat menanjak. Ditambah ada beberapa bagian jalan yang licin karena merupakan bekas aliran air.
Trek menuju pestan
Perjalanan ini sangat sangat menguras tenaga kami sehingga kami harus sering beristirahat untuk melepas lelah. Menurut saya ini merupakan trek terberat dibanding trek gunung Slamet maupun Sindoro. Namun perjuangan kami tidak sia-sia, sesampainya di Pestan kami bisa memperoleh view Gunung Sindoro yang tampak berdiri sangat gagah di hadapan kami. Sayangnya hari itu cuaca sedang berawan, jadi tidak bisa terlihat penuh.
Bisa dikatakan Pestan merupakan tempat yang terbuka, minim perlindungan dan menurut saya di bagian-bagian tertentu kurang ideal untuk mendirikan tenda.Namun kami tetap memutuskan untuk mendirikan tenda disini karena mengikuti rencana awal dan kondisi badan yang sudah lelah. Setelah mengamati kondisi sekitar,kami menemukan tempat yang akan kami gunakan untuk mendirikan tenda.Di malam harinya turun hujan dan bertiup angin kencang. Saya merasa agak khawatir dengan kondisi tenda yang diterjang angin sepanjang malam,tapi syukurnya sampai pagi kami tidak mendapat masalah yang berarti.

27 Januari

Menuju Watu Kotak
Sebuah malam yang mencemaskan berhasil kami lalui dan pagi ini kami bersiap untuk summit attack. Pukul 7 tepat kami berangkat dari Pestan. Track pertama adalah Pasar Watu. Track ini lumayan menanjak dan sesuai namanya trek ini dipenuhi oleh bebatuan. Jika sudah sampai di ujung Pasar Watu saya sarankan teman2 mengambil jalan ke kiri,jalan yang turun dan memutar, karena jalan yang terus merupakan tebing batu yang sangat berbahaya jika dilalui tanpa pengaman yang memadai.
Setelah jalan turun kita akan menghadapi jalan yang lebih menanjak dari sebelumnya. setelah tanjakan itu barulah kita sampai di pos Watu Kotak. Disebut Watu kotak karena disini ada batu yang sangat besar yang sekilas bentuknya persegi panjang dan berdiri menjulang mungkin tingginya sekitar 10 atau 15 meter. Tempat ini juga biasa untuk mendirikan tenda,namun tempat ini tidak terlalu luas, jadi hati2 tidak kebagian tempat kalau berencana ngecamp disini. Kami tiba di Watu Kotak pukul 08.30.

Watu Kotak
Setelah Watu Kotak kita akan melintasi tanjakan berbatu seperti Pasar Watu. Setelah 30 menit kita akan memasuki tempat bernama Tanah Putih,suatu tempat yang banya ditumbuhi oleh bunga Edelweis.
Dan kemudian sampailah kami di Puncak Buntu pukul 09.30. Sebagai info saja bahwa Gunung Sumbing mempunyai 2 buah puncak yaitu Puncak Buntu dan Puncak Kawah. Puncak tertinggi adalah Puncak Buntu sedangkan kalau mau ke puncak Kawah bisa melewati jalan turun dai dekat Puncak Buntu.Namun sebenarnya Puncak Kawah bisa terlihat Dengan Jelas dari Puncak Buntu dan sayapun tidak tahu pasti apakah Puncak Kawah itu aman atau tidak untuk dikunjungi, maka dari itu saya pun tidak pergi ke Puncak Kawah.
Puncak Buntu

Puncak Kawah
Pemandangan dari puncak Sumbing sangatlah keren. Daya tarik utamanya adalah kita bisa menyaksikan Gunung Sindoro yang sesekali terselimuti awan dari atas sini. Sehingga kami menghabiskan waktu yang cukup lama untuk menikmati pemandangan sambil foto -foto.
Kami turun Pukul 10.30 dari puncak dan sampai Pestan pukul 11.55. Sesampai di Pestan Kami istirahat sebentar sambil masak lalu packing persiapan turun. Berbeda dengan saat naik kami lewat jalur Baru, sekarang kami akan lewat jalur Lama untuk turun, biar kami bisa tau perbandingan medan ke 2 rute tersebut.
Akhirnya kami turun dari Pestan pukul 13.40 via jalur Lama. Menurut saya jalur Lama ini sedikit lebih mudah dibanding jalur Baru, karena hampir sepanjang jalur dibuat berundak -undak seperti tangga,jadi tidak terlalu licin dan memudahkan kita untuk melangkah. Kami sampai di basecamp pukul 16.30.

Setelah ini kami akan mempersiapkan diri lagi untuk mendaki Gunung terakhir dalam rangkaian ekspedisi kami di TRIPLE-S yaitu Gunung Sindoro.

Rincian biaya:
Purbalingga - Garung by bus : 30.000/orang
Tiket mendaki Gunung Sumbing : 3.000/orang






Minggu, 02 Maret 2014

Catatan Perjalanan Gunung Slamet (3428 Mdpl) via Bambangan Purbalingga 23-25 Januari 2014

Perjalanan ini berawal dari keinginan saya dan seorang teman saya yang bernama Febri untuk mendaki TRIPLE-S (Slamet-Sumbing-Sindoro) saat liburan kuliah semester ganjil. Saat mendekati hari H kami ber-2 mencari teman untuk diajak berpetualang bersama. Akhirnya kami mendapatkan seorang korban yang mau menemani kami keluyuran, yaitu Andhi. Tapi Andhi hanya akan ikut ke Gn Slamet karena ada keperluan, sedangkan untuk melanjutkan ke Gunung Sumbing dan Sindoro hanya akan saya tempuh ber-2 bersama Febri.

23 Januari 2013

Cerita pendakian berawal dari kota Semarang. Kenapa Semarang??. Oke begini ceritanya. Kami ber3 adalah saudara bukan seayah dan bukan seibu,simple nya kami adalah teman seSMA di kabupaten kelahiran kami yang tercinta yaitu TRENGGALEK tepatnya di jatim. Sedangkan saat itu Febri sedang menempuh kuliah di Kota Semarang, jadi saya dan Andhi berangkat dari TRENGGALEK menuju Semarang untuk menjemput paksa Febri.#cerita tamat#
At Basecamp: Febri (kiri),Andhi(kanan)
Tanggal 23 Jan pagi hari kami menunggu bis jurusan Semarang-Purwokerto di depan sebuah pasar di daerah Ungaran. Kami akan menuju Purbalingga, karena memang basecamp Bambangan berada di kota itu. Bus tiba pukul 06.45. perjalanan ke purbalingga sangatlah jauh dan melelahkan karena kondisi jalan yang rusak,naik-turun dan kondisi bis yang sudah tua renta membuat perut serasa di kocok-kocok. Akhirnya tibalah bis di terminal Purbalingga pukul 12.40. Setibanya di terminal kami langsung mencari makan di warung. Setelah itu perjalanan dilanjutkan menuju Serayu dengan menumpang angkutan semacam bis berukuran mini. Sekitar 30 menit kami sampai di serayu. Ternyata di sana sudah banyak minibus yang biasa mengangkut pendaki menuju Bambangan.
Sekali berangkat minibus(Carry) ini mematok tarif sekitar 150rb untuk satu rombongan. Namun karena kami hanya ber-3 tarif itu kami rasa sangat berat. terjadilah tawar menawar yang sengit diantara kami dan supir minibus yaitu Pak Tarso. Dan akhirnya disepakati dengan membayar 80rb utk 3 orang. Perjalanan menuju basecamp memakan waktu sekitar 1jam. Dikarenakan saat itu sudah sore ditambah cuaca yang sedang hujan, maka kami putuskan untuk berangkat nanjak esok hari.

24 Januari

Pagi hari kami langsung mandi, masak lalu mengurus pendaftaran mendaki di basecamp. Saat pagi itu ada abang2 rombongan dari Jakarta berjumlah 5 orang yang baru sampai di basecamp. Akhirnya kami semua sepakat untuk berangkat bersama biar tambah rame. Pukul 08.00 kami berdo'a memohon perlindungan Allah dan langsung berangkat.
Tak jauh dari basecamp kami sampai di pintu gerbang pendakian gunung Slamet.
Pintu Gerbang Pendakian Gunung Slamet
Setelah melewati pintu gerbang, kita memasuki wilayah perkebunan warga lalu setelah itu memasuki semacam hutan cemara yang tidak terlalu lebat. Track di lokasi ini tidak terlalu menanjak walaupun cukup membuat kami ngos-ngosan :D. Akhirnya sampailah kami di pos 1 atau pos Gemirung  pukul 9.45. Di pos ini ada gubug yang bisa dipakai untuk istirahat sejenak.
Pos 1/Pos Gemirung
Kami melepas lelah di pos ini hampir setengah jam. Lalu kami meneruskan perjalanan menuju Pos 2. Medan selepas pos 1 ini merupakan hutan yang cukup lebat dengan track yang menanjak. Banyak akar2 pepohonan yang menjulur sampai permukaan tanah yang bisa menyandung kaki kita saat berjalan. Pukul 11.20 kami sampai di Pos 2 atau Pos Walang. Pos ini merupakan tempat datar yang cukup luas. Disini kami mengisi kalori kami yang hilang dengan makan roti dan gula merah.
Pos 2/ Pos Walang
Istirahat cukup dan kami bersiap melanjutkan perjalanan lagi. Kami berangkat Pukul 11.48. Medan selepas dari pos 2 hampir sama dengan track selepas pos 1 yang cukup menanjak. Di tengah perjalanan menuju pos 3, kami(tim saya) mengambil keputusan untuk berangkat duluan meninggalkan abang2 dari Jakarta karena sejak awal kami memiliki rencana untuk langsung summit attack pada hari ini juga jika kondisi memungkinkan, sehingga kami harus bergegas sebelum gelap.
50 menit perjalanan dari pos 2 sampailah kami di pos 3 atau pos Cemara. Tempat ini merupakan dataran yang hampir sama dengan pos 2.
Pos 3 / Pos Cemara
Pukul 13.00 kami melanjutkan perjalanan menuju pos 4. Model tracknya tidak jauh berbeda dari 2 pos sebelumnya. Pukul 13.32 kami sampai di pos 4 atau Pos Samarantu. Menurut mitos pos 4 ini merupakan tempat ter-ANGKER di Gunung Slamet. Menurut mitos juga Samarantu berasal dari kata Samar dan Hantu dikarenakan di tempat ini sering ada hantu yang iseng menampakkan dirinya. Menurut mitos lagi, para pendaki sangat tidak disarankan untuk ngecamp disini karena setiap ada yang ngecamp disini kemungkinan besar akan diganggu makhluk halus yang menunggu pos ini. Mau percaya atau nggak terserah teman2,tapi kalau saya lebih memilih untuk tidak berlama-lama di tempat ini :D.
Pos 4 / Pos Samarantu
Setelah 5 menit beristirahat kami melanjutkan perjalanan ke pos 5. Sebenarnya track setelah pos 4 ini juga hampir sama dengan yang sebelumnya, tapi entah kenapa track ini terasa sangat berat dan menyiksa. Dan ternyata bukan hanya saya yang merasakan hal itu melainkan ke-2 teman saya juga. Akhirnya kami membutuhkan beberapa kali istirahat dalam mengarungi track ini dan niat kami untuk langsung summit attack pun mulai memudar.
Masak nutrijell plus topping apel
Akhirnya sampailah kami di pos 5 pukul 14.07.Ternyata di pos 5 ada 3 regu yang semuanya sedang persiapan untuk turun. Pos 5 ini merupakan satu satunya tempat yang ada sumber airnya. Jadi pos ini merupakan tempat favorit untuk ngecamp.  Kami mendapat info dari pendaki yang akan turun tsb kalau di malam sebelumnya mereka diserang oleh segerombolan babi hutan. Bahkan ada salah satu tenda yang dirobek oleh babi dan babi itu menggondol salah satu tas carrier yang berisi logistik. Tetapi untungnya carrier itu ketemu setelah dicari, namun sudah tanpa isi dan daam kondisi tercabik-cabik. Jadi saya sarankan untuk teman2 yang mau ngecamp di pos 5 supaya ngecamp di dalam shelter/gubug yang ada di pos ini.
Karena kami merasa kelelahan maka kami putuskan untuk mengistirahatkan tubuh kami hari ini dan summit attack esok hari. Karena ngeri akan serangan susulan oleh babi hutan maka kami mendirikan tenda di dalam shelter.
Malam hari kami habiskan untuk masak,ngopi dan ngobrol lalu tidur.
Sunrice di Pos 5

25 Januari

Perjalanan ke Pos 7
Kami bangun pagi2 lalu sholat kemudian mempersiapkan diri untuk summit attack. Pagi ini kami merasa masih agak kenyang, jadi saya putuskan untuk tidak masak nasi melainkan bubur kacang ijo, ditemani energen dan roti tawar, sembari menikmati mentari pagi di pos 5. Kami akan summit attack bareng dengan abang2 dari Jakarta yang sempat kami tinggal kmaren. Semua barang - barang kami tinggal agar perjalanan semakin mudah. Kami hanya membawa minum dan makanan ringan secukupnya untuk bekal perjalanan
Tepat pukul 07.30 kami berangkat dari pos 5 menuju puncak. Track di sepanjang perjalanan lebih menanjak dari yang kemaren, namun karena kami tidak lagi menggendong kulkas di pundak kami, jadi perjaanan terasa lebih ringan.
Setelah berjalan sekitar 40 menit kami sampai di pos 7 atau Pos Samyang Jampang. Di pos ini kita bisa memperoleh view yang luas,dan jika cuaca cerah akan nampak Gunung Sindoro dan Sumbing yang berdampingan bagaikan gunung kembar,halah.
Pos 7 / Pos Samyang Jampang


Pos 7
Puas istirahat sambil foto2, kami melanjutkan misi kami untuk menuju puncak. Jarak antar pos selepas pos 5 memang dekat2. 15 menit berjalan selepas pos7 kami sampai di pos 8 dan 15 menit kemudian kami sampai di pos 9.
Pos 8 / Pos Kendit

Pos 9 / Pos Palawangan
Pos 9 merupakan batas vegetasi. Track di atas pos 9 merupakan medan berpasir dan penuh batuan vulkanik. hampir mirip dengan track menuju puncak Mahameru. Namun track di sini jauh lebih mudah daripada di Mahameru. Saat setengah jalan dari pos 9 ke puncak kami diterpa angin kencang disertai gerimis dan kabut. Cuacanya pun berubah menjadi sangat dingin sampai membuat tangan merasa kaku. Memang saat kami masih di basecamp kami mendapat info kalau cuaca di Slamet sedang buruk dan sering terjadi badai. Bahkan ada yang bilang kalau selama 3 minggu terakhir tidak ada yang berhasil sampai puncak, tapi kami tidak tau itu benar atau salah.
Namun kami nekat untuk menerobos cuaca buruk itu, walaupun sedikit terselip rasa takut dan cemas karena kondisinya memang cukup buruk. Akhirnya perjuangan kami tidak sia -sia,kami berhasil sampai puncak pukul 09.24. Semua merasa senang walaupun ada sedikit kekecewaan karena tidak bisa menikmati pemandngan dari atas yang disebabkan kabut tebal.
Puncak Slamet
Puncak Slamet
Karena takut cuaca semakin buruk dan dingin kami pun tidak berlama lama di puncak. Kami segera turun menuju pos 5 pukul 09.58.
Sesampainya di pos 5 kami langsung packing karena kami harus segera turun agar tidak ketinggalan bus untuk melanjutkan misi mendaki TRIPLE-S. Packing selesai Pukul 12.00 tepat dan kami langsung berpamitan pada abang2 dari Jakarta untuk turun duluan. Kami memerlukan waktu 3 jam untuk sampai di basecamp.
Sekitar pukul 16.30 jemputan kami yaitu minibus milik Pak Tarso menghampiri kami di basecamp yang kemudian membawa kami menuju Serayu. Selanjutnya naik bus mini menuju Terminal Purbalingga untuk menuju Gunung Sumbing.

Rincian Biaya
Semarang-Purbalingga by bus: 40.000/orang
Terminal Purbalingga-Serayu by bus mini : 5.000/orang
Serayu-bambangan by Mobil minibus pribadi : 80.000/3 orang (bisa lebih murah jika banyak orang)
Tiket Mendaki Gunung Slamet : 5.000/orang