Kamis, 18 September 2014

Catper Gunung Wilis (2300 Mdpl) via Candi Penampihan 8-9 Agustus 2014

Sebenarnya pendakian kali ini tidak terlalu direncanakan, karena memang sebelumnya saya berencana ke gunung Gede Pangrango namun apadaya teman saya yang biasa menemani saya di setiap pendakian (cie cie:malus) terhalang oleh urusan kampus yaitu PKL. Akhirnya saya banting setir untuk mendaki di gunung Wilis seusai lebaran (jauh bgt melesetnya:() .



Andi
Seperti biasa tahap pertama dalam setiap pendakian adalah penentuan tujuan, jika tujuan sudah didapat selanjutnya adalah mencari pasukan. Awalnya ada beberapa teman yang mau ikut dalam trip ini, tapi seperti biasa juga saat mendekati hari H, banyak alasan yang diungkapkan untuk membatalkan keikutsertaannya (huuuuuu omong doank :tai). Akhirnya ada 2 orang teman yang mau menemani saya dalam perjalanan ini:thumbup. mereka adalah Andi alias tledek dan One alias temon (jangan tanya kenapa mereka dipanggil begitu).
One










 8 Agustus

Gunung Wilis memiliki beberapa titik start pendakian. Ada di Madiun, Kediri, Tulungagung dan Nganjuk (CMIIW). Akhirnya Tulunggagung lah pilihan kami karena dekat dengan rumah kami di kabupaten Trenggalek. Lokasi tepatnya adalah Candi penampihan, Kecamatan Sendang, Kabupaten Tulunggagung. Dari rumah kami naik sepeda motor menuju lokasi sekitar 1jam (mungkin lebih 15 menit an).
Sekitar 500m sebelum lokasi Candi Penampihan ada sebuah lokasi yang merupakan perkampungan terakhir. Disanalah tempat kami menitipkan sepeda motor, karena berdasar informasi warga diatas sudah tidak ada rumah lagi. Tidak ada basecamp, tempat perizinan dan sebagainya, mungkin karena gunung wilis belum terlalu populer di kalangan pendaki di Jawa Timur.

Akhirnya setelah berdoa memohon perlindungan kepada Allah SWT, berangkatlah kami pada pukul 09.34 dari rumah Bu RT (tempat kami menitipkan motor). Medan awal adalah aspal yang dilalui warga untuk menuju perkebunan. Sedikit keatas jalan berganti menjadi jalan cor - coran (semen/beton) yang sedikit menanjak. Di sinilah kawan kawan akan melewati area Candi Penampihan(tapi tidak masuk ke lokasi candi). Setelah melewati itu akan ada per3 an, bila ke kiri menuju air terjun dan ke kanan menuju Puncak Gunung Wilis. Di daerah perkebunan ini teman2 akan menjumpai banyak sekali percabangan yang tentunya membuat bingung. Bahkan saat kami bertanya kemana arah puncak Wilis, beberapa warga sekitar tidak mengetahuinya (namun ada beberapa juga yang tau). Jadi saya sarankan untuk teman2 yang belum pernah sama sekali  ke Wilis lewat jalur ini untuk berangkat pagi atau siang, dikarenakan pada saat itu masih banyak warga yang beraktifitas di kebun yang bisa ditanyai. Oiya di Jalur ini tidak ada sumber air, jadi kalian harus membawa persediaan air yang cukup.

Setelah track di perkebunan terlewati kita akan melewati jalan di samping sungai lalu masuk ke dalam hutan. Jika sudah masuk ke dalam hutan jalan setapak sangat jelas dan seingat saya tidak ada percabangan yang membingungkan (kecuali percabangan yang nantinya akan bertemu kembali). Mulai masuk hutan track sudah menanjak gila yang membuat ngos - ngosan. Dan ternyata benar seperti yang kami dengar bahwa hutan gunung Wilis masih sangat lebat belum terjamah manusia.

Burung Hantu terjerat kakinya
Sekitar 1,5 jam perjalanan kami menemui perangkap burung berupa jaring yang dibuat oleh warga, dan juga kami bertemu 2 orang lelaki yang memasang perangkap tersebut. Ada satu ekor burung hantu yang terperangkap tali.
Temon menjadi korban lintah


Setelah meneruskan perjalanan lagi kami akhirnya sampai di Watu Godeg pukul 12.00. Di lokasi ini ada batu besar di sebelah kanan (jika kita menuju puncak) dan ada sedikit space untuk mendirikan tenda. Sebenarnya space di sini tidak ideal untuk mendirikan tenda jika tidak terpaksa, karena tanahnya yang miring tepat disamping lereng(jurang) dan tanahnya juga basah serta banyak tumpukan daun yang gugur dari pohon, hal ini merupakan sarang lintah/ pacet. Perlu teman2 ketahui jika di sepanjang jalur akan ada banyak sekali lintah, saya sarankan untuk memakai celana lengkap dengan gaiter dan sepatu. Penggunaan celana panjang dan baju lengan panjang selain menghindarkan lintah juga untuk menghindari kulit luka akibat baret2 dari tanaman semak2,ilalang atau tumbuhan berduri yang sangat lebat di Wilis.

Narsis Time


Track setelah Watu Godek  bisa dibilang agak landai. Tapi track landai itu hanya sementara, setelah itu akan menanjak terus yang menguras tenaga.Beberapa kali kami istirahat untuk sekedar melepas lelah. Tapi jangan pernah lengah karena lintah selalu mengintai, usahakan untuk duduk di tempat yang kering dan bebas dari tumpukan daun, selalu cek dengan rutin kaki kaki kalian. Jika teman2 beruntung kalian akan menjumpai kumpulan kera yang bergelantungan, juga beberapa kotoran kera yang tercecer di sepanjang jalur.

Saat mendekati puncak, jalan semakin tidak jelas karena tertutup oleh alang2 dan tumbuhan2 semak. Jalan di sekitar sini bisa saja menyesatkan. namun sebenarnya sangat mudah mencari arah bila teman2 mau mengamati lokasi puncak yang mulai terlihat (walaupun puncaknya tertutup oleh pepohonan)
Jalan tertutup sejenis ilalang

Jalan tertutup (difoto saat pulang)
Tidak jauh dari lokasi ini akan ada tanah datar dibawah pohon cemara yang datar dan kering bebas lintah yang bisa dipakai untuk tempat ngecamp. Dari sini puncaknya sudah sangat dekat sekitar 300m, jadi kami lanjutkan dulu ke puncak melewati semacam hutan lamtoro(namun dalam skala kecil). Dan akhirnya sampailah kami di puncak wilis pukul 16.47. Di puncak ini tidak ada tugu atau semacamnya, hanya ada batu yang ditumpuk kurang lebih setinggi 1 meter. Di puncak ini juga ada cukup space untuk mendirikan tenda, tapi kami memilih untuk ngecamp di bawah pohon cemara yang tadi.
Puncak
Lokasi Mendirikan Tenda
 Seperti biasa bila sudah sampai tempat ngecamp acaranya langsung masak - masak, ngopi, ngobrol dan menghabiskan waktu sambil melepas lelah. Saat sudah mengantuk kami langsung tidur untuk persiapan besok.

9 Agustus

Bangun pagi, menikmati suasana pagi lalu membuat minuman hangat sebelum memasak. Menu pagi ini adalah nasi, mie, telor dan sarden. Semoga menu pagi ini cukup untuk membawa tubuh dan barang bawaan sampai di parkiran motor. Setelah berkemas dan memunguti sampah, kami berangkat pulang pukul 08.30 dan sampai di perkampungan pukul 11.00. Dan inilah akhir kisah perjalanan kami di Gunung Wilis via Candi Penampihan.

*Rincian biaya
Karena kami naik motor sendiri dan disana juga tidak ada tiket masuk maka kami hanya membayar parkir 20rb untuk 2 motor.