Minggu, 27 Oktober 2013

Catatan Perjalanan Gunung Argopuro (3088 Mdpl) via Baderan – Bremi 22-30 Agustus 2013


22 Agustus

Cerita berawal dari kota Malang. Mula-mula saya dan empat orang teman menuju terminal Arjosari dengan  membawa 2 tas karrier berukuran 80 liter,1 karrier 60 liter dan 2 daypack berukuran sedang pukul 03.00, karena kami akan menumpang bus jurusan Probolinggo yang berangkat pukul 04.00. Karena saat itu masih sangat pagi kami berlima pun tertidur pulas di dalam bus. Saking pulasnya tak terasa bus yang kami tumpangi sudah tiba di terminal Probolinggo pukul 05.50. Setelah turun dari bis kami mulai bertanya-tanya dan mencari informasi cara untuk menuju Desa Besuki, pemberhentian kami selanjutnya. Ternyata untuk menuju Besuki kami harus menumpang bus jurusan Situbondo yang akan berangkat pukul 06.15. Dan benar saja Pukul 06.15 tepat bus yang akan membawa kami ke Besuki pun berangkat. Perjalanan ke Besuki membutuhkan waktu sekitar 2 jam.
Pos Perizinan
Pukul 8.20 kami sampai di Besuki, dan tujuan kami selanjutnya adalah Desa Baderan. Baderan merupakan desa tempat pos pendakian dan perizinan ke Argopuro. Untuk kesana bisa dicapai dengan naik angkutan sejenis angkutan kota/mikrolet. Kami harus menunggu sekitar 2 jam karena mikrolet itu baru saja berangkat dengan membawa pendaki lain yang lebih dulu datang. Waktu itu kami manfaatkan untuk makan pagi dan mandi (numpang di polsek Besuki).  Mikrolet datang pukul 10.30 dan langsung berangkat lagi membawa kami ke Baderan. Perjalanan memakan waktu 1 jam. Oleh Pak Supir kami diturunkan tepat di depan pos perizinan.
Sambil mengurus perizinan kami mendapatkan pengarahan tentang rute Argopuro oleh Pak Susiono (petugas pos perizinan). Kami juga menyempatkan diri berfoto bersama dengan beliau sebelum berangkat. 
Mata Air 1
Pukul 12.45 kami berdoa bersama agar diberi perlindungan dan keselamatan oleh Allah lalu berangkat. Pertama-tama kami melewati Perumahan penduduk, setelah itu jalur berganti dengan jalan makadam yang berbatu. Trek ini sangatlah menguras tenaga, karena walaupun tidak terlalu menanjak tetapi cuacanya sangat panas. Kami terus berjalan sambil menikmati pemandangan alam dan sampailah kami di tempat yang direncanakan untuk bermalam yaitu Pos Mata Air 1 pukul 18.45. Setelah mendirikan tenda dan mengambil air kami memasak dan bersantai melepas lelah. Malamnya kami bisa tidur dengan pulas karena lelah dan memang udara di Pos Mata Air 1 tidak begitu dingin.

23 Agustus

Di pagi ini acara dimulai dengan ngopi dilanjutkan makan pagi dengan nasi, mie instan dan sarden. Makan pagi ini sangat penting karena kami akan menempuh perjalan ke pos selanjutnya yaitu Cikasur. Setelah packing, pukul 09.00 kami berangkat. Trek kali ini relative lebih mudah dari pada kemarin karena berangkat di pagi hari cuacanya belum terlalu panas. Kami banyak menemui kera bergelantungan di pepohonan selama perjalanan. Pukul 11.50 kami sampai di Alun-alun Kecil dan memutuskan untuk makan siang disini. Alun-alun Kecil merupakan padang sabana yang tidak terlalu luas.
Alun-alun Kecil
Setelah puas makan siang, pukul 13.00 kami melanjutkan perjalanan yang banyak melewati hutan diselingi dengan padang sabana. Di tengah perjalanan kami sempat dikagetkan oleh seekor babi hutan yang berlari kencang menjauh dari kami.
Pukul 16.00 kami sampai di Cikasur,padang sabana yang sangat luas yang dibelah oleh sungai yang airnya sangat jernih. Di Cikasur, saya da teman-teman banyak menjumpai burung merak. Memang tempat ini menjadi habitat mereka. Sesuai rencana kami akan bermalam disini.
Cikasur

Cikasur

24 Agustus
Cisentor
Di malam harinya udara sangatlah dingin. Sampai-sampai pukul 1 malam saya belum bisa memejamkan mata karena menggigil kedinginan. Sleeping bag, baju 3 lapis dan jaket 2 lapis yang saya kenakan seakan akan tidak mampu menahan dinginnya udara malam di Cikasur. Ternyata setelah pagi dan keluar dari tenda saya menjumpai kristal-kristal es di tenda kami bagian luar . Itu membuktikan bahwa udara tadi malam benar-benar dingin dan mencapai suhu minus.
Pukul 9.50 kami berangkat menuju Pos selanjutnya yaitu Rawa Embik. Di tengah perjalanan kami menyempatkan untuk istirahat dan makan siang di Cisentor. Di sini ada sungai yang bisa dimanfaatkan untuk minum maupun memasak. Setelah berhenti sekitar 1,5 jam lebih kami melanjutkan perjalanan dan sampai di Rawa Embik pukul 16.15. Saat itu udara sudah cukup dingin sehingga kami bergegas mendirikan tenda, memasak dan membuat api unggun untuk menghangatkan badan.

25 Agustus

Edelweiss
Malam tadi semua bisa tidur cukup nyenyak karena udara di Rawa Embik tidak sedingin di Cikasur. Hari ini kami akan melakukan Summit Attack, sehingga kami makan lebih banyak dari biasanya agar kalori yang tersimpan pun cukup untuk menuju puncak. Pukul 09.30 kami berangkat dan sampai di persimpangan antara Puncak Rengganis dan Puncak Argopuro pukul 10.35, di perjalanan ini kami melintasi padang Edelweis yang luas.


Kami memutuskan untuk menuju Puncak Rengganis terlebih dulu. Sesampai di Rengganis kami berfoto – foto sambil menikmati pemandangan dari puncak. Perjalanan yang melelahkan terbayar oleh indahnya pemandangan alam yang disuguhkan dari puncak rengganis. Tidak berlama-lama kami langsung turun dan menuju Puncak Argopuro. Berbeda dari Rengganis yang berbatu, puncak argopuro ditumbuhi oleh pohon pohon besar sehingga kami tidak bisa banyak menikmati pemandangan dari sini.
Puncak Rengganis

Puncak Argopuro


Kamipun bergegas turun dan menuju Danau Taman Hidup yang akan menjadi tempat bermalam kami saat menuju perjalanan pulang. Kami turun mengambil jalan pintas tanpa melewati Cisentor lagi. Perjalanan pulang ini sangatlah panjang dan melelahkan. Di tambah kami harus menyusuri hutan yang sunyi dan sangat lebat di malam hari. Dan akhirnya kami sampai di Pos Danau Taman Hidup pukul 19.00.
Jalur Alternatif

  26 Agustus

Danau Taman Hidup

 Danau Taman Hidup adalah pos terakhir bagi kami sebelum Desa Bremi dan hari ini adalah hari terakhir perjalanan kami di argopuro. Di hari ini kami menempuh perjalanan pulang ke Desa Bremi dimulai pukul 10.30 dan sampai 4 jam kemudian. Sesampai di Bremi kami langsung lapor ke Polsek Krucil dan menunggu angkutan ke Terminal lama probolinggo. Sekedar informasi, angkutan dari Bremi ke Probolingga hanya ada 2 kali sehari yaitu pukul 6 (atau pukul 8..agak lupa) dan pukul 16.00.

 

Rincian Biaya :

Arjosari-Probolinggo : Rp 15.000/orang
Probolinggo-Besuki : Rp 11.000/orang
Besuki-Baderan : Rp 5.000/orang
Biaya Perizinan + materai : Rp 25.000 + Rp Seikhlasnya (sumbangan untuk kas Pos Perizinan)/ Regu
Bremi-Terminal lama Probolinggo : Rp 11.000/ Orang
Terminal lama Probilinngo- Terminal Probolinggo : Rp 5.000/orang