22 Agustus
Cerita berawal dari kota Malang. Mula-mula saya dan empat orang teman menuju terminal Arjosari dengan membawa 2 tas karrier berukuran 80 liter,1
karrier 60 liter dan 2 daypack berukuran sedang pukul 03.00, karena kami akan
menumpang bus jurusan Probolinggo yang berangkat pukul 04.00. Karena saat itu
masih sangat pagi kami berlima pun tertidur pulas di dalam bus. Saking pulasnya
tak terasa bus yang kami tumpangi sudah tiba di terminal Probolinggo pukul
05.50. Setelah turun dari bis kami mulai bertanya-tanya dan mencari informasi
cara untuk menuju Desa Besuki, pemberhentian kami selanjutnya. Ternyata untuk
menuju Besuki kami harus menumpang bus jurusan Situbondo yang akan berangkat
pukul 06.15. Dan benar saja Pukul 06.15 tepat bus yang akan membawa kami ke
Besuki pun berangkat. Perjalanan ke Besuki membutuhkan waktu sekitar 2 jam.
|
Pos Perizinan |
Pukul 8.20 kami sampai di Besuki, dan
tujuan kami selanjutnya adalah Desa Baderan. Baderan merupakan desa tempat pos
pendakian dan perizinan ke Argopuro. Untuk kesana bisa dicapai dengan naik
angkutan sejenis angkutan kota/mikrolet. Kami harus menunggu sekitar 2 jam
karena mikrolet itu baru saja berangkat dengan membawa pendaki lain yang lebih
dulu datang. Waktu itu kami manfaatkan untuk makan pagi dan mandi (numpang di
polsek Besuki). Mikrolet datang pukul
10.30 dan langsung berangkat lagi membawa kami ke Baderan. Perjalanan memakan waktu
1 jam. Oleh Pak Supir kami diturunkan tepat di depan pos perizinan.
Sambil mengurus perizinan kami mendapatkan
pengarahan tentang rute Argopuro oleh Pak Susiono (petugas pos perizinan).
Kami juga menyempatkan diri berfoto bersama dengan beliau sebelum berangkat.
|
Mata Air 1 |
Pukul 12.45 kami berdoa bersama agar diberi perlindungan dan keselamatan oleh
Allah lalu berangkat. Pertama-tama kami melewati Perumahan penduduk, setelah
itu jalur berganti dengan jalan makadam yang berbatu. Trek ini sangatlah
menguras tenaga, karena walaupun tidak terlalu menanjak tetapi cuacanya sangat
panas. Kami terus berjalan sambil menikmati pemandangan alam dan sampailah kami
di tempat yang direncanakan untuk bermalam yaitu Pos Mata Air 1 pukul 18.45.
Setelah mendirikan tenda dan mengambil air kami memasak dan bersantai melepas
lelah. Malamnya kami bisa tidur dengan pulas karena lelah dan memang udara di
Pos Mata Air 1 tidak begitu dingin.
23 Agustus
Di pagi ini acara dimulai dengan ngopi
dilanjutkan makan pagi dengan nasi, mie instan dan sarden. Makan pagi ini
sangat penting karena kami akan menempuh perjalan ke pos selanjutnya yaitu
Cikasur. Setelah packing, pukul 09.00 kami berangkat. Trek kali ini relative
lebih mudah dari pada kemarin karena berangkat di pagi hari cuacanya belum
terlalu panas. Kami banyak menemui kera bergelantungan di pepohonan selama
perjalanan. Pukul 11.50 kami sampai di Alun-alun Kecil dan memutuskan untuk
makan siang disini. Alun-alun Kecil merupakan padang sabana yang tidak terlalu
luas.
|
Alun-alun Kecil |
Setelah puas makan siang, pukul 13.00 kami
melanjutkan perjalanan yang banyak melewati hutan diselingi dengan padang
sabana. Di tengah perjalanan kami sempat dikagetkan oleh seekor babi hutan yang
berlari kencang menjauh dari kami.
Pukul 16.00 kami sampai di Cikasur,padang sabana
yang sangat luas yang dibelah oleh sungai yang airnya sangat jernih. Di
Cikasur, saya da teman-teman banyak menjumpai burung merak. Memang tempat ini
menjadi habitat mereka. Sesuai rencana kami akan bermalam disini.
|
Cikasur |
|
Cikasur |
24 Agustus
|
Cisentor |
Di malam harinya udara sangatlah dingin.
Sampai-sampai pukul 1 malam saya belum bisa memejamkan mata karena menggigil
kedinginan. Sleeping bag, baju 3 lapis dan jaket 2 lapis yang saya kenakan seakan
akan tidak mampu menahan dinginnya udara malam di Cikasur. Ternyata setelah pagi
dan keluar dari tenda saya menjumpai kristal-kristal es di tenda kami bagian
luar . Itu membuktikan bahwa udara tadi malam benar-benar dingin dan mencapai suhu minus.
Pukul 9.50 kami berangkat menuju Pos
selanjutnya yaitu Rawa Embik. Di tengah perjalanan kami menyempatkan untuk
istirahat dan makan siang di Cisentor. Di sini ada sungai yang bisa dimanfaatkan untuk minum maupun memasak. Setelah berhenti sekitar 1,5 jam lebih
kami melanjutkan perjalanan dan sampai di Rawa Embik pukul 16.15. Saat itu
udara sudah cukup dingin sehingga kami bergegas mendirikan tenda, memasak dan
membuat api unggun untuk menghangatkan badan.
25 Agustus
|
Edelweiss |
Malam tadi semua bisa tidur cukup nyenyak
karena udara di Rawa Embik tidak sedingin di Cikasur. Hari ini kami akan
melakukan Summit Attack, sehingga
kami makan lebih banyak dari biasanya agar kalori yang tersimpan pun cukup
untuk menuju puncak. Pukul 09.30 kami berangkat dan sampai di persimpangan
antara Puncak Rengganis dan Puncak Argopuro pukul 10.35, di perjalanan ini kami melintasi padang Edelweis yang luas.
Kami memutuskan untuk
menuju Puncak Rengganis terlebih dulu. Sesampai di Rengganis kami berfoto –
foto sambil menikmati pemandangan dari puncak. Perjalanan yang melelahkan
terbayar oleh indahnya pemandangan alam yang disuguhkan dari puncak rengganis.
Tidak berlama-lama kami langsung turun dan menuju Puncak Argopuro. Berbeda dari
Rengganis yang berbatu, puncak argopuro ditumbuhi oleh pohon pohon besar
sehingga kami tidak bisa banyak menikmati pemandangan dari sini.
|
Puncak Rengganis |
|
Puncak Argopuro |
Kamipun bergegas turun dan menuju Danau
Taman Hidup yang akan menjadi tempat bermalam kami saat menuju perjalanan
pulang. Kami turun mengambil jalan pintas tanpa melewati Cisentor lagi.
Perjalanan pulang ini sangatlah panjang dan melelahkan. Di tambah kami harus
menyusuri hutan yang sunyi dan sangat lebat di malam hari. Dan akhirnya kami
sampai di Pos Danau Taman Hidup pukul 19.00.
|
Jalur Alternatif |
26 Agustus
|
Danau Taman Hidup |
Danau Taman Hidup adalah pos terakhir bagi kami sebelum Desa Bremi dan hari ini adalah hari terakhir perjalanan kami di
argopuro. Di hari ini kami menempuh perjalanan pulang ke Desa Bremi dimulai
pukul 10.30 dan sampai 4 jam kemudian. Sesampai di Bremi kami langsung lapor ke
Polsek Krucil dan menunggu angkutan ke Terminal lama probolinggo. Sekedar
informasi, angkutan dari Bremi ke Probolingga hanya ada 2 kali sehari yaitu
pukul 6 (atau pukul 8..agak lupa) dan pukul 16.00.
Rincian Biaya :
Arjosari-Probolinggo : Rp 15.000/orang
Probolinggo-Besuki : Rp 11.000/orang
Besuki-Baderan : Rp 5.000/orang
Biaya Perizinan + materai : Rp 25.000 + Rp Seikhlasnya (sumbangan untuk kas Pos Perizinan)/ Regu
Bremi-Terminal lama Probolinggo : Rp 11.000/ Orang
Terminal lama Probilinngo- Terminal
Probolinggo : Rp 5.000/orang